Segeralah Sadar Diri, Intropeksi pada Posisi
Jika suasana kenyamanan dan ketenangan tidak bisa membuat bersyukur dan sadar akan kehadiran Tuhan maka hidup hanya akan menanti penderitaan. Dari sekian nikmat yang sudah diberikan, bisakah kita merasakan dalam batin bahwa itu semua wujud dari kasih sayang dan sentuhan penuh kelembutan Tuhan! Ataukah kitalah yang justru terlena bahwa itu semua ujian seberapa tangguh hati kita tetap dalam keimanan! Sebagai bahan pertimbangan mari kita simak kata - kata mutiara dari kitab Al-Hikam Ibnu Athoillah As-Sakandari;
Kesibukan yang kita kerjakan hakikatnya menjadi tanda dan ciri, seberapa dekat posisi kita dengan Tuhan. Walau kedua mata dan tangan beraktivitas duniawi, tapi hati tetap juga sibuk terhubung dengan dzikir (ingat) kepada Tuhan, berarti Tuhan pun juga mengingat kita, kalau kesibukan aktivitas kita selalu berlandaskan Al-Qur'an, ketahuilah Tuhan hendaķ bercakap-cakap menjalin hubungan denganmu, jika kegiatan dan segala aktivitas kita dalam bentuk ketaatan maka Tuhan mendekatimu, sebaliknya jika kita hanya sibuk beraktivitas duniawi saja maka sesungguhnya Tuhan menjauhi kita, dan jika hanya sibuk bersosialita bersenang-senang saja dengan manusia sampai lupa urusan akhirat sesungguhnya Tuhan menghina kita, dan jika kesibukan aktivitas kita selalu mendorong kita dalam istiqomah berdoa maka Tuhan hendak memberikan sesuatu yang baik pada kita. Maka dari itu lihatlah keadaan diri kita saat ini, hanya sibuk duniawi atau sibuk ukhrowi! Karena kesibukan yang kita kerjakan menjadi tanda seberapa dekat posisi kita di hadapan Tuhan.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran:
Tuhan menyukai kita dengan menganugrahkan keimanan dan tidak (memberikan) membenci adanya kekufuran (hijab duniawi penutup hati), mencegah perbuatan dosa dan kemaksiatan, dan yang demikianlah termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.
Sadarlah dan segera evaluasi diri, sudah benarkah kita melangkah menjalani kehidupan. Jangan sampai kesibukan duniawi kita melupakan kewajiban kita kepada Tuhan. Porsi amal, sedekah dan ibadah seharusnya ditingkatkan dari pada hanya sekedar sibuk menikmati sajian dan keramaian duniawi yang bisa menodai keimanan. Dunia memang penuh keindahan dan godaan, manusia saling berlomba menghiasi diri dengan harta melimpah, rumah megah, kendaraan mewah dan hiasan jasmani ragawi lainnya. Sebagian berbangga merasa gembira dengan hiasan duniawi, padahal hanya titipan sementara yang bisa diambil kembali kapan saja oleh Tuhan (QS. Ãli Imron: 26) Al-Jabbar Al-Qohhar.
Semoga kita tidak dimabuk duniawi, semoga segala aktivitas yang kita kerjakan dapat menjadi wasilah selalu dzikir (ingat) akan kehadiran dan kedekatan Tuhan. Amiiin.
Komentar
Posting Komentar