Imperialisme Hawa Nafsu Syahwat dan Egois

Kebanyakan dari kita tak menyadari bahwa keinginan yang muncul dari diri kita sendiri merupakan wujud dari penjajahan dan perbudakan yang dilakukan oleh hawa nafsu. Hawa nafsu memerintah tanpa kita sadari. Keinginan ini dan itu padahal tidak membuat hidup kita menjadi kekal abadi. Konspirasinya sangat lembut, menjajah kita sampai menyebabkan kita lupa kewajiban kepada Tuhan. Kita dibuatnya terlena menikmati keinginan yang sudah didapat maupun yang belum.

Penjajahan ini berlangsung selama kita hidup, tak ada henti-hentinya menggoda kita dengan angan-angan. Apalagi jika mata melihat ada keindahan, seakan - akan hawa nafsu ada suntikan energi untuk menaklukkan kita. 




Apa saja yang merasa enak mudah didapatkan tanpa kerepotan usaha dan sifatnya instan disitulah hawa nafsu memproklamirkan kemenangan. Belum lagi soal watak egois yang mudah sekali muncul sebagai pemenang, ekspresi emosional seringkalai berujung pada penyesalan dan tidak sedikit menghasilkan bencana keburukan yang bisa menghancurkan batin.

Jika matahati atau batin kita tidak jernih selamanya kita dalam bayang-bayang penjajahannya. Kemerdekaan yang kita impikan dari penjajahan nafsu dan syahwat akan sulit tercapai jika diri kita berprilaku welcome pada godaan duniawi. 

Contoh simpel penjajahan hawa, nafsu, syahwat ialah ketika kita ingin rumah mewah dan megah setidaknya ada beberapa tahapan panjang dan beberapa kebingungan dalam merawatnnya. Ketika membangun harus minta bantuan tukang dan kuli, mengurusi gaji tiap akhir pekan, kalaupun beli instan langsung jadi masih mengurusi SHM dan bayar pajak tahunan, belum biaya perawatan lainnya; cat kusam dan pudar, atap bocor, lampu penerangan mati karena kabel koslet dimakan tikus, kran mampet, dan lain-lain.


Hanya dengan kematianlah, manusia bisa merdeka dari perbudakan penjajahan hawa nafsunya. Selama masih hidup jangan berharap bisa merasakan kemerdekaan dari hawa nafsu syahwat dan rasa egois emosional.





Perlawanan - perlawanan yang muncul dari hati nurani melawan hawa nafsu terkadang masih kalah. Seakan - akan raga jasmani manusia hanya jadi wadah saja untuk menyalurkan dan menunjukkan kekuatan imperialisme hawa nafsu dan ego emosional yang kadang lepas kontrol. Sehebat-hebatnya kekuatan iman di hati, pasti ada wujud imperialisme rasa marah emosional yang menghinggapi, meskipun dalam keadaan terkontrol tidak eksesif berlebihan. 

Penting bagi kita untuk selalu waspada, agar ekspresi perwujudan imperialisme ego emosional dan hawa nafsu dapat diredam dan ditangguhkan. Perlu tirakat istiqomah mujahadah agar keimanan dalam hati yang lebih kuat melawan keinginan negatif yang muncul dari diri kita.

Semoga kita diberi keimanan yang kuat. Amiiin. 
Wallohul muwaffiq ila aqwamiththoriq
Wasalamu'alaikum wr. wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Destinasi Wisata Pantai di Malang Selatan

Kata-kata Bijak Motivasi Kehidupan

HIKMAH NJOWOAN