Dunia tidak Awet, Nikmatilah Sewajarnya

Dunia adalah tempat persinggahan, yang namanya persinggahan tentu tidak lama, singkat dan hanya sementara. Sekaya apapun kita; harta berlimpah, koleksi rumah megah di mana-mana, tanah ribuan hektar pada hakikatnya hanya mainan untuk menghibur sebelum menjadi penghuni alam kubur.

Mungkin Malaikat Izroil akan tertawa jika mendengar ada manusia yang mengaku-ngaku dia merasa orang hebat decision maker kaya raya dibandingkan dengan orang lain. Sungguh akan terlihat bodoh sekali, jika kita terjebak dalam sifat kekanak-kanakan kita kecanduan bermain duniawi yang sebenarnya dimiliki penuh oleh Al-Mudabbir Al-Malikal Mulki. Sungguh malu kita rasanya jika tenggelam dan khusu' bermain dengan produk-produk duniawi.



Dunia milik Tuhan, sewaktu-waktu hak milik manusia yang katanya menurut hukum secara legal formal disertifikatkan bisa diambil paksa oleh-Nya melalui musibah bencana alam. Tidak sedikit kejadian bencana alam menimpa suatu daerah tertentu tanpa mereka sadari dan ketahui, bahkan saat tertidur lelap di tengah malampun tiba-tiba malapetaka itu menghancurkan segala yang dimilikinya.

Harta yang disimpan untuk kesenangan dan masa depannya ternyata sirna seketika oleh kehebatan bencana alam Al-Jabbar Al-Qohhar.




Semuanya yang tertulis di sertifikat atas nama ini dan itu akan berpindah nama ke orang lain. Bahkan, sering juga terjadi perebutan hak waris karena kecintaan duniawi yang berlebihan. Manusia dengan mudahnya terpedaya dan dijajah oleh ambisi syahwat duniawi yang ada pada dirinya sendiri.

Sadarlah manusia, sebelum terlambat menuju pintu tobat. Hiduplah di dunia sewajarnya dan secukupnya agar bisa istiqomah amal ibadah, sedekah dan hiduppun menjadi lebih barokah. Sehebat apapun manusia dalam hal materi, pasti akan mencapai titik kejenuhan. Akan semakin sulit mencapai kebahagiaan sejati, jika kita masih kecanduan bermain dunia. Materi melimpah hanyalah candu bagi nafsu syahwat yang bersembunyi di dalam diri kita.

Kurangi candu duniawi, jangan sampai memunculkan sifat serakah yang justru dapat mengakibatkan candu kronis yang sulit disembuhkan. Serakah akan membuat hidup tidak barokah dan membuat hati jauh dari sinar cahaya Ilahiyah. Apa itu sinar cahaya Ilahiyah? Yaitu kondisi mata batin yang bisa melihat hal baik dan buruk. Contohnya simpelnya; oh ini bukan milik saya, oh itu barang haram, oh ini barang jatuh milik orang bukan hak saya, ada suara adzan berhenti dulu aktivitas sholat sejenak, dan hal baik lainnya.




Manusia baru bisa sadar jika sisa kontrak hidupnya di duniawi tinggal beberapa hari lagi atau bahkan beberapa menit saja. Jangan menunda waktu untuk mendekatkan hati kepada Tuhan. Jangan mudah lalai hanya karena rasa nikmatnya bermain dunia yang penuh kenyamanan.

Sekian dulu, terima kasih, semoga bermanfaat.
Wallohul muwaffiq ila Aqwamiththoriq 
Wassalamu'alaikum wr. wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Destinasi Wisata Pantai di Malang Selatan

Jalur ke JLS Malang via Gondanglegi dan Bantur

Menyusuri Jalanan Merenungi Realita Penciptaan