Enak Tidaknya Kenyataan dan Keadaan Hidup dari Perspektif Sifat Al-Jabbar dan Al-Qohhar-Nya
Seringkali kita sebagai orang awam selalu bersikap negatif thinking kepada takdir ketika dalam kondisi tidak bahagia. Ketika diuji dalam berbagai hal yang tidak menyenangkan baik itu berupa konflik keluarga, konflik sosial, konflik batin dan konflik-konflik lainnya kita merasa beban yang kita tanggung sangat berlebihan. Mengadu dan curhat tidak merubah keadaan, maka tetap saja kita dipaksa menerima ujian dari Yang Maha Perkasa dengan sabar dan ikhlas. Meskipun hidup tidak berjalan mulus sesuai harapan, kita harus tetap menjalaninya meskipun dalam keterpaksaan, ya memang lagi di Qohhar bagaimana lagi. Disisi lain, kalau semua kenyataan sesuai harapan tentu manusia tidak menginginkan surga, karena harapannya hidup enak selamanya.
Betapapun kerasnya kita menolak keadaan yang tidak sesuai harapan, tetap saja kita akan menanggung bebanya karena ketetapan Tuhan lebih perkasa dan memaksa.
Hidup kita di dunia toh tidak selamanya, dibatasi oleh sebuah masa kontrak hidup yang di dalamnya memuat beberapa persyaratan mutlak yang tidak bisa diganggu gugat selama hidup di dunia. Persyaratan kontrak hidup yang meliputi bahagia dan tidak bahagia kita sudah tertulis legkap dan rinci. Sebagaimana yang terkandung dalam Al-Quran seperti berikut dibawah ini.
Dunia bukan tempat bahagia sejati dan hakiki, karena dunia bukanlah surga. Ada sebagian peristiwa dalam hidup yang kontradiktif dengan harapan yang kita impikan. Sebaliknya, jika ada beberapa permasalahan yang rumit dan menjadi beban pasti akan berakhir. Karena dunia bukanlah tempat yang abadi. Dalam kitab Al-Hikam Ibnu Athoillah As-Sakandari mengatakan mengenai eksistensi dan hakikat dunia;
Artinya: "Janganlah kamu heran jika kamu dalam hidup menemukan aneka permasalahan dan ketidak nyamanan, karena kenyataan dan keadaan yang demikian sudah menjadi watak bawaan dunia."
Kalau kenyataan dan keadaan yang tidak nyaman muncul masih tetap menerpa kita, walaupun merasa tidak berdaya dan tidak kuat menanggungnya pada hakikatnya kita diharuskan menerima dengan ikhlas oleh Al-Jabbar dan Al-Qohhar.
Terakhir, semoga kita diberi kekuatan menerimanya dengan ikhlas dan sabar. Amin.
Komentar
Posting Komentar