Pesan Bijak Hikmah Kitab Al-Hikam Ibnu Athoillah As-Sakandari
Terkadang karena faktor emosional yang berlebihan dan kurang sabarnya kita sebagai manusia menyebabkan pemahaman terhadap cobaan sebagai sekedar derita hidup yang menyakitkan. Kita memahaminya hanya dari sebatas kulit dzhohirnya luarnya saja.
Memahami secara hakikat terhalang oleh besarnya emosi dan ketidak sabaran yang ada pada diri kita. Sifat-sifat negatif yang demikian membuat hati menjadi gelap tidak bisa melihat dengan jelas hikmah di balik ujian tersebut.
Ketika sifat-sifat negatif menguasai diri kita, semua hal yang kita lihat dan rasakan menjadi tidak menyenangkan. Sebenarnya bukan soal derita hidupnya, hanya saja hati kita tidak menyikapinya dengan baik dan gagal memahami hakikat ujian hidup tersebut.
Ketika kita terlanjur terbiasa dengan suasana kenyamanan mulai dari kecil, remaja hingga dewasa tanpa ada kendala kesulitan apapun, tiba-tiba datang ujian secara tiba-tiba kita menjadi shock kaget sehingga memunculkan ketidakpuasan dan emosi. Maka dari itu, sikap kita dalam hidup seharusnya tidak selalu welcome dan permisive pada kesenangan semata yang serba instan. Kita harus berani untuk tidak memanjakan nafsu terlarut dalam kesenangan yang dapat melalaikan, bahwa hidup bisa saja berubah dalam kondisi tidak nyaman secara tiba-tiba.
Jika mengalami kehidupan yang pahit berupa kesusahan jangan terburu-buru buruk sangka su-udzhon kepada Tuhan. Siapa tahu itu adalah obat penyembuh dari racun nafsu syahwat duniawi yang mengancam hati dan keimanan.
Menjalani ujian memang berat, apalagi jika terlalu lama. Namun, menolaknya pun juga tidak bisa karena kenyataan dan keadaannya memang terjadi demikian. Anggap saja itu sebagai rencana Tuhan, agar kita tetap dalam golongan orang-orang yang terselamatkan dari bahayanya godaan duniawi. Amiiin.
Terima kasih, semoga bermanfaat.
Wallohul muwaffiq ila aqwamiththoriq
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Komentar
Posting Komentar