Adab, Beradab dan Peradaban yang Qur'ani
Adab merupakan salah satu mutiara hidup bagi manusia. Meskipun berilmu, cerdas dan IQ diatas rata - rata kalau tidak memiliki adab akan sia-sia. Orang lain menghormati kita selain ilmu tetapi juga karena faktor adab akhlak tata krama. Kemulyaan karena adab sumbernya dari kejernihan hati, kalau kecerdasan dan intelektulitas basiknya dari otak. Hati yang jernih taslim berserah diri merupakan sarat mutlak seseorang menuju kebahagiaan abadi (surga). Tanpa memiliki hati yang jernih bersih hidup akan merasa gelisah dan susah manakala ujian menimpa, yang muncul hanya mengeluh, tidak sabar dan meluapkan amarah.
Adab adalah mutiara diri, menjaga adab berarti menjaga diri dari perbuatan hina dan tercela, baik itu menjaga adab kepada Tuhan, kepada sesama manusia atau makhluk lainnya.
Dengan adab akhlaklah seseorang menjadi panutan dan inspirasi dalam membangun peradaban yang baik di lingkungan masyarakat. Peradaban dengan adab akan menumbuhkan toleransi dan saling hormat - menghormati antar sesama manusia.
Jangan sampai memahami ilmu tapi kurang adab, apa yang terjadi jika punya ilmu saja tanpa adab, tentu saja kejahatan.
Dengan adab tidak akan mungkin muncul imperialisme penindasan sesama umat manusia. Bagaimana mungkin orang yang beradab akan menganiaya dan mendzholimi sesamanya! Jika masyarakat sudah beradab tentu tidak ada saling benci karena beda pandangan dan beda pilihan hidup. Meskipun harapan tidak sesuai kenyataan, yang penting usaha untuk berbuat baik menciptakan masyarakat yang beradab melalui pengajian-pengajian rutinan sudah dilakukan. Cita-cita bersama tentang tatanan masyarakat yang beradab jangan sampai terputus karena cita-cita diri pribadi belum terwujud. Mewujudkan masyarakat yang beradab memang butuh perjuangan berat, pengorbanan waktu dan proses yang lama akan tetapi hal ini sudah menjadi kewajiban dan amal ibadah yang harus dilaksanakan.
Jika adab sudah menancap dan mengurat akar di dalam diri manusia, maka akan terciptalah manusia beradab dan pada akhirnya terwujud pulalah peradaban manusia yang berakhlak mulya.
Usaha mewujudkan masyarakat yang beradab seberat apapun bebannya jika dilakukan secara gotong - royong bersama - sama akan terasa ringan. Seberapapun lama prosesnya jika dilalui dengan sabar dan ikhlas dengan semangat kebersamaan pasti terasa sebentar. Kita kerjakan prosesnya, masalah hasilnya kita serahkan kepada Allah Al-Jawadul Karim.
Seberapun sulitnya kita mewujudkan masyarakat yang beradab akan tetapi tanpa usaha tentu tidak memiliki nilai kebaikannya pada diri kita. Memang kita tahu hasilnya seperti apa, karena keputusan mutlak kita tidak memiliki kewenangannya. Tuhan juga tidak mungkin senang dengan manusia apatis, manusia dilengkapi pikiran, hati dan komponen dzhohir lainnya fungsinya untuk selalu dinamis melakukan hal-hal yang baik, termasuk mengajarkan ilmu dan adab akhlak yang karimah.
Terima kasih telah menyimak, semoga bermanfaat.
Wallohulmuwafiq ila aqwamiththoriq Wassalamu'alaikum warohnatullohi wabarokatuh
Komentar
Posting Komentar