Psikologi; Beban Pikiran Manusia
Usia masa kanak-kanak adalah usia ideal penanaman wawasan kognitif, karena pertumbuhan jiwa dan otaknya masih belum mengenal beban persoalan kehidupan.
Usia remaja transisi menuju usia dewasa mulai mengenal dan mengalami beberapa problem hidup dengan tensi non kompleks, tapi masih belum mampu menemukan solusi secara tepat.
Usia dewasa sudah mulai mengenal dan mengalami banyak problem hidup semi kompleks, karena pertumbuhan jiwa dan pikiran otaknya sudah bisa mengklasifisikasikan jenis problem yang dialaminya berserta solusinya. Biasanya usia kematangan dan kedewasaan seseorang mencapai 40 tahun lebih.
Usia post dewasa tepatnya lansia, hanya dapat merasakan problem hidup tapi sudah tidak mampu lagi membuat dan mengiplementasikan solusi atas problem yang dialaminya.
Kondisi tumbuh kembang dan kesehatan kejiwaan serta watak seseorang biasanya dipengaruh oleh lingkungan pergaulan di sekitarnya. Jika sering bergaul dengan orang-orang kreatif maka akan menjadi watak kebiasaan, sebaliknya jika bergaul dengan orang-orang yang malas maka akan menjadikan jiwanya miskin kreatifitas. Jika terbiasa bergaul dengan orang malas maka perkembangan otak kemampuan berpikirnya akan mengalami stagnasi.
Selagi masih berusia anak-anak, seyogyanya dibiasakan dengan edukasi praktikal solutif terhadap permasalahan kecil yang sedang dialaminya, jangan memanjakan dengan solusi instan yang justru dapat menghalangi perkembangan berpikirnya.
Kejiwaan anak di usia pendidikan dasar sangat rapuh dan labil serta mudah meniru apa yang dia lihat dan dengar, alangkah baiknya jika dibiasakan bergaul di lingkungan yang kondusif dan edukatif.
Kejiwaan orang dewasa terkadang bisa kuat dan terkadang bisa labil, tergantung kompleksitas problem hidup yang dialaminya.
Problem hidup yang kompleks dan melebihi beban, seringkali mengakibatkan dampak psikologis dan prilaku yang negatif, terkadang juga bisa destruktif.
Kondisi kejiwaan seseorang yang terbiasa dengan kenyamanan biasanya apa yang diinginkan dan yang dibutuhkan cenderung serba instan. Kenyamanan yang terus-menerus akan mempersulit orang untuk bersikap sabar dan cenderung mudah emosional.
Komentar
Posting Komentar