Banyak Pikiran Mengundang Penyakit

Jika manusia terlalu banyak pikiran, maka akan mengundang dan menyebabkan banyam penyakit. Jangan biarkan banyak persoalan menumpuk di kepala, karena akan mengganggu kesehatan badan. Kalau hanya persoalan dunia, jangan terlalu serius untuk dipikirkan. Dunia pada akhirnya akan hilang, sirna diambil oleh Penciptanya. Jangan mempersulit diri sendiri hanya karena takut memikirkan persoalan duniawi yang tidak awet mudah usang berganti dan lenyap.

Akumulasi persoalan yang berlebihan, masuk dan menjadi pikiran di otak otomatis akan cepat memompa darah naik ke kepala. Kepalapun akhirnya merasa pusing secara tiba-tiba. 

Kalau sudah kepala terasa pusing terus-terusan, menjadi malas gerak dan hanya makan minum. Malas gerak kotoran keringat tidak keluar sebagaimana mestinya, kadar gula tinggi karena makan saja tanpa aktivitas yang bisa mengeluarkan keringat.

Daripada memikirkan persoalan yang dapat mengakibatkan pusing kepala, lebih baik memikirkan kegiatan lain yang lebih prioritas. Prioritas utama dalam hidup ialah bersyukur, bersedekah, beramal ibadah  dengam istiqomah.




Kalau kita orang pandai berilmu berintegritas tidak sulit mencari sesuatu yang baru dari kesenangan dunia. Karena ilmu akan membimbing dan memudahkan pemiliknya mencari dan menjaga apa yang diperolehnya. Kalaupun sirna, mencari lagi dengan ilmu dan kepandaiannya.

Orang yang pandai dan jujur akan mudah mendapatkan pekerjaan, sebaliknya meskipun cerdas akan merasa sulit mendapatkan pekerjaan karena watak yang tidak jujur dan berprilaku culas.

Maka dari itu, jika sudah punya keistimewaan kepandaian dan berintegritas jangan terlalu banyak pikiran soal duniawi. Apalagi istqomah dalam ibadah, dijamin hidup penuh barokah.

Sebagian orang mengeluh banyak pikiran yang menyusahkan, sebelum mengeluh banyaknya persoalan yang dipikirkan apakah selama hidup suda amal ibadah sesuai yang diinginkan Tuhan! Apakah malah sebaliknya, masa mudanya dulu atau masa-masa sekarang hanya diisi dengan hal-hal duniawi yang penuh kenyamanan sampai lupa kewajiban kepada Tuhan. Jika masa sekarang dipenuhi beban persoalan pikiran mungkin itu buahnya dari perbuatan masa-masa dahulu.

Agar terhindar dari beban pemikiran yang terlalu dalam, sebaiknya kembalikan persoalan kepada Tuhan. Jangan terlalu banyak mengakui bahwa barang-barang yang diperoleh sepenuhnya milik kita. Hakikatnya semua yang ada di dunia milik Tuhan, karena akal di kepala kita yang dibuat memikirkan usaha sehingga dapat memiliki dan menikmati hasilnya adalah pemberian Tuhan.

Maka dari itu, kurangi beban pikiran dengan tidak selalu menonjolkan "hasil usaha milik *ku*". Cobalah untuk membiasakan "milik-Nya", agar mudah dalam bersedekah dan melepaskan sesuatu yang serba duniawi. 

Buatlah segala sesuatu simpel, dengan mengembalikan segala urusan kepada Tuhan Al-Jawadul Karim agar tidak terlalu banyak pikiran.

Demikian, semoga bermanfaat. Terima Kasih.
Wallohul Muwaffiq Ila Aqwamiththoriq.
Wassalamu'alaikum wr. wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Destinasi Wisata Pantai di Malang Selatan

Jalur ke JLS Malang via Gondanglegi dan Bantur

Menyusuri Jalanan Merenungi Realita Penciptaan