Anatomi Filsafat Anggota Tubuh Manusia
Manusia dilihat dari sisi kontruksi jasmani merupakan makhluk yang sangat sempurna dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya yang ada di permukaan bumi. Mulai dari komponen kepala hingga kaki memiliki, hingga susunan bagian dalam yang terbungkus kulit sangat tersusun sempurna. Terdiri dari multi mikrocell yang tidak tampak oleh mata hingga yang nampak oleh mata.
Posisi kepala yang berada di atas sendiri, yang terdiri dari; lapisan rambut dan tempurung pelindung otak, kedua mata sama-sama menghadap kedepan, hidup dengan dua lubang mengarah ke bawah, telinga mengarah kesamping kiri dan kanan, merupakan desain yang tak bisa dinilai dengan apapun. Maha karya yang sangat absolut, yang hingga saat ini sulit, untuk dicopy pastekan oleh ilmuwan hebat sekalipun terutama unsur metafisik dari manusia. Secara fundamental hal-hal transedental metafisik tak ada kemampuan manusia menirunya. Bisa meniru hanya bagian fisiknya saja.
Coba kita renungkan dari bagian kepala terutama otaknya, dalam kondisi normal ada berbagai jenis data yang terekam di dalamnya mulai dari usia kecil hingga dewasa bahkan sampai tua dapat berfungsi mengingatnya, kecuali terjadi kecelakaan fatal atau cacat mental. Cara kerjanya begitu hebat, melalui input mata dan telinga dapat memunculkan "kepandaian/kecerdasan intelektual". Dengan otaknya manusia bisa menggerakkan tangan menulis karya ilmiah pengetahuan, menggerakkan kaki melangkah berkativitas bekerja memindahkan benda kesini dan kesitu, membuat barang teknologi, membuat tempat tinggal untuk melindungi dirinya ketika istirahat di malam hari, dan lain sebagainya.
Namun dari sekian kelengkapan tubuh yang telah dianugerahkan jarang sekali manusia merenungkan hakikat dan nilai-nilai teologinya. Sebaliknya, sebagian manusia malah mengagungkan kecerdasan akalnya. Manusia cenderung disibukkan dengan aktivitas kebutuhan jasamani dibandingkan dengan kebutuhan batin rohani yang justru lebih nyata dan kekal. Sebagai contoh, komponen manusia metafisik batiniyah berupa rasa; rasa bahagia dan rasa tersakiti. Meskipun wujud sakit hati tidak terlihat, tapi kita dapat merasakannya. Begitu juga rasa bahagia, bahagia sejati hanya kita yang merasakan sampai lupa orang lain yang ada di dekatnya.
Contoh komponen metafisik lainnya dari manusia ialah keinginan; wujud keinginan tidak tampak kedua mata kita, tetapi dengan keinginan tersebut mendorong manusia untuk berbuat sesuatu agar bisa memperoleh apa yang diinginkannya.
Semua komponen manusia baik yang nampak atau yang tidak tampak secara kasat mata hakikatnya anugerah Tuhan yang wajib kita syukuri. Hanya saja, manusia terlena oleh keinginan-keinginan yang dia dapatkan atau yang belum dia dapatkan.
Kesibukan pemenuhan kebutuhan jasmani dan ambisi seringkali dapat melalaikan kewajiban kepada Pencipta manusia. Sungguh manusia tidak tau berterima kasih, kalaupun bisa berterima kasih tidak sebanding dengan eksistensi kesempurnaan wujud fisik ciptaan yang ada dalam dirinya.
Semoga kita termasuk orang yang pandai bersyukur dengan mempergunakan anggota tubuh untuk hal-hal yang bermanfaat sesuai keinginan Tuhan.
Komentar
Posting Komentar