Pesan Bijak Kitab Alhikam Ibnu Athoillah Assakandari

Terkadang keramaian dan berkumpul memang menjadi penyebab masalah kehidupan. Sengaja atau tidak sengaja ngrumpi membicarakan kekurangan dan membahas hidup orang lain, sehingga menghalangi hati bisa merasakan ketenangan sejati. Keramaian juga rawan menjadi pemicu penyakit mudahanah dan tashonnu' demi sebuah pujian apresiasi. Padahal dalam Alqur'an sendiri dilarang. Segala aktivitas amal janjinya hanya kepada Tuhan bukan demi yang lainnya (makhluk), entah mencari pujian atau mencari kekayaan duniawi. 

Janji yang diucapkan seharusnya ditepati dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Jangan sampai perjuangan hati perjuangan hidup yang sholih suluk ilallah menuju Allah SWT, dikalahkan oleh kepentingan nafsu syahwat duniawi. Tetap istiqomah berjuang meniti jalan hidup sesuai hati nurani fitrah sesuai aturan Allah SWT.  


















Dunia adalah panggung drama yang mengandung tipuan, bahagia yang dirasakan tidak setiap hari. Ada waktu-waktu ketidaknyamanan geliasah susah tertentu yang kita rasakan di kepala dan perasaan hati.

Lebih baik kita membiasakan diri dan mengontrol mata, telinga, mulut serta sikap dari hal-hal yang merusak konsistensi keistqomahan dalam mengabdi kepada Aljawadul Karim.

Berikut pengalaman bijak dari hamba yang telah mencapai hakikat nikmatnya dalam beramal dan beribadah secara tulus ikhlas;
وقال بعض الصوفية : قلت لبعض الأبدال المنقطعين إلى الله : كيف الطريق إلى التحقيق؟ قال : لا تنظر إلى الخلق ، فإن النظر إليهم ظلمة ، قلت : لا بد لي ، قال : لا تسمع كلامهم ، فإن كلامهم قسوة ، قلت : لا بد لي ، قال : لا تعاملهم ، فإن معاملتهم خسران ووحشة ، قلت : أنا بين أظهرهم ، لا بد لي من معاملتهم ، قال : لا تسكن إليهم ، فإن السكون إليهم هلكة ، قلت : هذا لعله يكون ، قال : يا هذا أتنظر إلى اللاعبين ، وتسمع كلام الجاهلين ، وتعامل البطالين ، وتسكن إلى الهلكى ، وتريد أن تجد حلاوة الطاعة وقلبك مع الله؟! هيهات



















Boleh saja berada di keramaian asalkan kuat bisa menahan dan tidak merespon hal-hal yang memicu perbuatan dosa negatif destruktif. Coba direnungkan jika bergaul dengan manusia, ditolong dibantu malah nglunjak, tidak ditolong membicarakan dibelakang. 

Merenungi ciptaan-Nya di alam justru lebih menenangkan pikiran dan mendekatkan hati pada Aljawadul Karim. Kalau memang serius ingin mendapatkan ketenangan sejati dan mendekatkan diri pada Tuhan maka jangan sampai hati kecanduan dengan permainan-permainan duniawi yang hanya bertumpu pada harta benda dan pujian dari makhluk. 



















Di sisi lain kalau kita perhatikan turis-turis yang berkunjung di Indonesia sering uzlah mencari ketenangan di spot-spot yang masih alami. Sayangnya mereka belum mengenal islam, sehingga mencari ketenangan pikiran dan batinnya sebatas dzhohir pada alam ciptaa-Nya dan belum menyentuh pada hakikat Penciptanya.

Semoga kita dapat meresapi ayat-ayat kauniyah alamnya dengan tulus, sehingga cahaya batin dalam hati semakin terang untuk selalu istiqomah taalluq hanya kepada Allah SWT. Amiiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Destinasi Wisata Pantai di Malang Selatan

Jalur ke JLS Malang via Gondanglegi dan Bantur

Menyusuri Jalanan Merenungi Realita Penciptaan