Penyebab Sholat Ibadah tidak Khusu'

Seperti yang diutarakan Syeikh Ibnu Athoillah dalam kitab Alhikam ada beberapa faktor yang menyebabkan hati kita tidak bisa khusu' dalam beribadah. Faktor paling utama ialah bahwa kita tidak menyadari bahwa uang dan kesenenangan duniawi termasuk berhala bagi hati agar bisa benar-benar connected dengan Sang Pencipta. Anggota jasmani kita terlalu asyik menikmati bergaul berjima' dengan kelezatan dan kenikmatan sajian duniawi. Nafsu dimanja dengan fasilitas-fasilitas instan yang melalaikan sehingga menutup mata batin hati menembus melihat hakikat Penciptaan. 

Kedua mata, hidung, lidah terlena oleh suguhan-suguhan hidangan dunia yang menggoda dan menghijab hakikat asli kenapa diwujudkan. Kedua mata tergoda oleh keindahan penampilan, sedangkan kedua lobang hidup tergoda menghirup aroma  kelezatan nikmat bumbu-bumbu rempah-rempah yang diolah dalam masakan dan pada kahirnya lidah mulut mencicipi hidangan kenikmatan dan kelezatan yang menghijab menutupi dzikir mengingat Tuhan. Kebanyakan makan dan minum yang enak-enak badan menjadi malas bergerak, mulut menguap dan kedua mata merasa kantuk. Akhirnya tertidur lalai kepada Tuhan, sholat dan ibadahnya terkalahkan oleh sajian makanan duniawi yang melalaikan.


















Wudhu yang kita lakukan, membersihkan mata, hidung dan mulut serta anggota wajib wudhu yang lainnya hanya sebatas gerakan formalitas. Tidak mampu membersihkan kotoran-kotoran hati yang menghijab mata hati agar bisa menyaksikan kehadiran Al'Alim Albashir Albathin saat melakukan sholat ibadah.

Kedua mata, hidung, mulut, telinga, tangan, otak kepala dan kedua kaki sudah terbiasa berjima' dengan kenikmatan dan kelezatan duniawi, sehingga membuat lupa diri dan sadar diri bahwa semuanya sebatas media untuk mengingat dan mendekat kepada Tuhan SWT. Godaan syahwat dalam diri sendiri yang sulit dikendalikan seringkali menghijab untuk intimasi khusu' menikmati dzikir taqorrub beribadah kepada Ilahi. Ibadah yang kita lakukan seringkali gagal khusu' karena otak kepala dan batin dibayangi uang, persoalan keluarga, tetangga, pekerjaan, masa depan dan urusan-urusan selain Allah Aljawadul Karim.

Pada akhirnya kita hanya memohon, semoga diberi kekuatan untuk tetap istiqomah berjuang menjadi hamba-hamba yang sabar, ikhlas dan khusu' dalam beribadah hanya kepada-Nya. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Destinasi Wisata Pantai di Malang Selatan

Jalur ke JLS Malang via Gondanglegi dan Bantur

Menyusuri Jalanan Merenungi Realita Penciptaan