Sisi Negatif Alamiah Manusia

Pada dasarnya manusia memiliki watak kurang baik dari segala hal. Kalaupun dibilang baik, hakikatnya itu merupakan anugerah tabir kebaikan dari Allah Aljawadul Karim semata. Jika kebaikan diakuinya hingga lupa Allah SWT Pemberinya, maka menjadi tanda bahwa hatinya terhijab oleh tabir kegelapan dzhulumat nafsiyah duniawiyah. Seperti yang diutarakan malaikat-Nya manusia suka menumpahkan darah makhluk lain dan mengorbankan demi kepentingan duniawinya. Meskipun dibolehkan secara syar'i toh prakteknya dan faktanya memang manusia umumnya bertindak semaunya untuk kepentingan dirinya.


















Kerakusan nafsu manusia segala sesuatu yang terasa nikmat dikuasainya dan dimilikinya, jika makanan dikonsumsinya. Manusia adalah makhluk dengan nafsu terbuas, apa saja dimakan dengan embel-embel asal halal dan tidak haram secara syar'i. Akan tetapi faktanya tabiatnya rakus dan predator bagi makhluk-makhluk selainnya.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". ~QS. Al-Baqarah; 30~

Sapi, kambing, ayam ditumpahkan darahnya dan dikorbankan dengan alasan selamatan atau sekedar buat konsumsi kenikmatan semata. YANG SELAMAT DIRINYA, sedangkan sapi, kambing dan ayam tidak selamat dari ambisi kepentingannya. MEMONOPOLI KESELAMATAN duniawi untuk dirinya sendiri.

Selain itu, manusia juga diwatakkan pelupa dan merupakan pelaku dosa. Entah atas dorongan naluri nafsunya atau faktor lain karena keterpaksaan oleh ALQOBIDH, ALJABBAR, ALQOHHAR. Sisi-sisi negatif inilah yang perlu direnungi manusia agar tidak melakukan ketakaburan kesomhongan menunjukkan eksistensi "aku"nya.

Nabi SAW bersabda, diriwayatkan Ibnu Abbas RA;
إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ
Sesungguhnya Allah telah mema’afkan kesalahan-kesalahan umat-Ku yang tidak disengaja, karena lupa dan yang dipaksa melakukannya” ~HR Ibnu Majah~

Maka dari itu sudah selayaknya manusia harus merendahkan hati dan dirinya agar selalu diberi hidup yang barokah. Karena hidup barokah akan mengantarkan manusia yang mengakhiri kontrak hidupnya selama di dunia menjadikan manusia yang berpedikat khusnul khotimah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Destinasi Wisata Pantai di Malang Selatan

Jalur ke JLS Malang via Gondanglegi dan Bantur

Menyusuri Jalanan Merenungi Realita Penciptaan