PERSEPSI SEMU MANUSIA

Orang beranggapan punya sepeda enak, kemana-mana tidak jalan kaki. Setelah keturutan punya sepeda mengeluh harus punya SIM, perpanjangan SIM, bayar pajak tahunan, bayar pajak 5 tahunan dan keluhan lain harus melakukan parawatan rutin (bensin, rem kampas, oli dan lain-lain.)

Orang mengira punya rumah mewah dan luas enak, setelah tercapai punya rumah mewah dan luas mengeluh capek bersih-bersih. Mengeluh tembok, pagar perlu dicat karena pudar sudah tereduksi oleh prubahan waktu dan  mengeluh genteng bocor saat turun hujan lebat. Mengeluh biaya pemeliharaan mahal, biaya listrik mahal, dan lain-lain.












Semua persepsi yang disangka bisa menyenangkan dan membahagiakan ternyata semu delusif, masih ada hal-hal lain yang justru menyusahkan menyertai kebahagiaan yang dianggapnya tadi bisa menentramkan hatinya. Selama kita masih hidup di dunia, tidak ada kebahagiaan sejati yang murni asli seperti gambaran kebahagiaan yang kita harapkan layaknya ada di surga. Demi mendapatkan kebahagiaan dunia masih butuh usaha, perjuangan dan keringat untuk meraihnya.



Semakin kita mendapatkan sesuatu yang besar maka semakin besar pula resiko dan perawatan serta tanggung jawabnya. Dunia bukanlah surga, bahagianya dunia penuh tipu daya. Bahagianya hanya bersifat fisik dan sementara, sebaliknya kebahagiaan batin yang awet tahan lama sulit diwujudkan.

 

Semoga kita tidak terpedaya oleh godaan duniawi yang serba seduktif, yang ujung-ujungnya soal mendapatkan uang materi sebanyak-banyaknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Destinasi Wisata Pantai di Malang Selatan

Jalur ke JLS Malang via Gondanglegi dan Bantur

Menyusuri Jalanan Merenungi Realita Penciptaan