TAJRIBATUN NAFSI (Melatih diri dalam Maqom Susah)



Ada baiknya kita membiasakan sengsara di dunia, karena di alam kubur dan akhirat tempatnya sangat asing dan belum tau enak apa nggak enak. Kita masih buta bagaimana situasi dan keadaannya nanti di sana. Apakah masih mebikmati kebahagiaan atau malah susah dipaksa Tuhan karena ujub dan riya' kita. Tak ada salahnya sesekali atau beristiqomah dalam arena KEZUHUDAN hidup dalam serba kecukupan dan pas-pasan. Atau kalau diletakkan dalam maqom orang berkecukupan dan lebih, tapi wira'i dalam hati yang penuh kefakiran. Fisik boleh kaya tapi hati tidak termiliki dan terpenjara dalam kekayaan dunia yang serba materi. Mungkin sekarang belum berguna dzikirnya tapi suatu saat nanti UANG HARTA MATERI tak akan laku buat beli di akhirat. Susahnya dunia mungkin bisa mengadu pada ibu bapak, tapi susahnya dalam kubur dan akhirat mau mengadu pada siapa? Pada malaikat? Apa iya kita akrab dengannya! Mau mengadu pada Tuhan? Apa iya kita sudah dengan ikhlas dan totalitas hati kita ibadah padanya siang malam on time! Bukankah kita hanya diperbudak oleh uang, ibadah karena dapat uang banyak. Allahummarzuqna rizqon katsiron mubarokan????? Rezki = uang!!! Kita sangat dzholim dan munafik pada Tuhan Al Jawadul Karim. Niatnya inna sholati wa nusuki lillahi,ternyata bukan. Lil duit lil dunia!!!!! Luwih becik belajar susah rekoso karepe dewe miturut dawuhe Gusti Pengeran tinimbang dipekso susah (dijabbar diqohhar) Gusti Pengeran. Dipekso (dicubo) bangkrut, dipekso gerah, dipekso sugih utang, dipekso mlebu rumah sakit, lan liyo liyane. Akhirul kalam. Wa salamulalaikum wr. wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Destinasi Wisata Pantai di Malang Selatan

Jalur ke JLS Malang via Gondanglegi dan Bantur

Menyusuri Jalanan Merenungi Realita Penciptaan